Monumen ini juga dikenal dengan sebutan Celebes Monument te Macassar. Monumen ini dulunya terletak di Juliana Park, tepatnya di sekitar Prins Hendrik Pad (di antara Benteng Rotterdam dan Societeit de Harmonie) yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Riburane. Tepat di lokasi berdirinya monumen ini dahulu, sekarang telah berdiri Monumen Mandiri. . Monumen ini dibuat oleh Bart van Hove dengan desain berbentuk kubus-obelisk, menjulang ke atas setinggi beberapa meter. Bahan dasar monumen ini didominasi oleh batu alam (terbuat dari granit) berwarna merah. Pada setiap sisi monumen terdapat sejumlah ukiran yang memuat narasi tertentu berbahasa Belanda dan tentunya sebuah ukiran berbentuk singa yang sedang terduduk (terbuat dari perunggu), yang terletak di bagian depan monumen. Di bawah ukiran singa tersebut dulunya tertera sebuah tulisan "JE MAINTIENDRAI". Merujuk dokumentasi tua yang berhasil diperoleh, pada bagian puncak monumen dulunya terdapat sebuah patung peri wanita.
Merujuk nama dan ihwal pendiriannya, monumen ini ditujukan untuk mengenang para serdadu Hindia Belanda yang gugur. Secara lebih spesifik, untuk mengenang mereka yang gugur saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.B. Van Heutz memerintahkan Kolonel C.A. Van Loenen memimpin ekpedisi penaklukan terhadap Kerajaan Bone di tahun 1905. Pada ekspedisi tersebut, dalam salah satu narasi disebutkan bahwa Hindia Belanda mengirimkan kurang lebih 1.332 personel militer (termasuk unit tempur Marsose), 575 personel non-tempur, tujuh kapal perang, 316 ekor kuda dan berton-ton mesiu,
Kondisi monumen saat ini telah dipindahkan ke dalam kompleks Benteng Rotterdam. Tepatnya di depan Gedung K atau di depan Kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Budaya Sulawesi Selatan.
Sejauh ini belum diketahui alasan eskplisit mengapa monumen ini dipindahkan, serta letak sejumlah bagian monumen yang saat ini tidak lagi tersedia (patung peri wanita serta tulisan di empat sisi/penjuru monumen), termasuk tahun pemindahan monumen dari lokasi aslinya. Tentu hal tersebut patut disayangkan jika tidak terdokumentasikam dengan baik, setidaknya dalam bentuk narasi.
Selain itu, terkait monumen ini, beberapa orang yang senantiasa berada di Benteng Fort Rotterdam, dalam hal ini tour guide termasuk petugas keamanan, lebih mengenal monumen ini dengan sebutan Monumen Perunggu.
0 Komentar